Komplek Candi Dieng di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Terdiri dari beberapa candi seperti Candi Arjuna, Semar, Puntadewa, Srikandi, dan Sembadra, setiap candi memiliki fungsinya masing-masing. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang sejarah dan fungsi dari komplek candi yang indah ini.
Candi Dieng: Peninggalan Agama Hindu Tertua di Indonesia
Di Dataran Tinggi Dieng, terdapat beberapa bangunan candi yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa candi tersebut tergabung dalam Kompleks Percandian Arjuna, yang berada di tengah cekungan Dataran Tinggi Dieng. Kompleks ini terdiri dari beberapa candi yang berjejer dari utara ke selatan.
Candi-candi yang terdapat dalam kompleks ini antara lain Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna merupakan candi utama dalam kompleks ini, sedangkan Candi Semar berada di depan Candi Arjuna sebagai candi perwara atau pendamping. Nama-nama candi ini diambil dari cerita Baratayuda dalam wayang.
Sejak tahun 2010, Kompleks Percandian Arjuna mulai dikembangkan sebagai objek wisata oleh Dinas Pariwisata Banjarnegara dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Tempat ini juga menjadi tuan rumah acara budaya tahunan yang sangat terkenal, yaitu Dieng Culture Festival (DCF). Acara ini menampilkan beragam pertunjukan budaya dan kegiatan menarik untuk para pengunjung.
Pengembangan wisata di kompleks candi ini memberikan kesempatan bagi para wisatawan untuk mengenal lebih dekat sejarah dan kebudayaan Dieng, serta menikmati keindahan arsitektur candi-candi kuno yang masih terawat dengan baik. Di samping itu, Dieng Culture Festival menjadi momen yang dinantikan setiap tahun untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan budaya Dieng.
Sejarah Dan Penemuan Candi di Dieng
Candi Dieng dibangun pada awal abad ke-8 hingga abad ke-9 Masehi, dan menjadi candi peninggalan kerajaan tertua di Pulau Jawa. Meskipun pendiri Candi Dieng masih belum dapat dipastikan dengan pasti, para ahli arkeologi dan sejarawan percaya bahwa candi ini didirikan oleh raja-raja dari Kerajaan Sanjaya atau Wangsa Sanjaya pada masa Dinasti Syailendra atau Wangsa Syailendra.
Penemuan Candi Dieng pertama kali dilakukan pada tahun 1814 oleh seorang tentara Belanda bernama Theodorf Van Elf, yang sedang berwisata di Dieng. Saat ditemukan, candi tersebut terendam dalam air dari Telaga Balekambang. Pada saat itu, hanya atap atau puncak candi yang terlihat. Pada tahun 1854, upaya penyelamatan dilakukan oleh seorang warga negara Inggris bernama H.C. Corneulius. Namun, upaya tersebut terhenti dan dilanjutkan oleh J. Van Kirnbergens, seorang Belanda. J. Van Kirnbergens melakukan pengeringan air dengan mengalirkan genangan air melalui sebuah lubang yang sangat besar yang sekarang dikenal dengan nama Gangsiran Aswatawa. Ketiganya memainkan peran penting dalam penemuan dan pelestarian candi di Dataran Tinggi Dieng.
Penemuan Candi Dieng telah mengungkapkan kekayaan sejarah dan kebudayaan masa lampau, serta memberikan wawasan yang berharga tentang peradaban yang ada di masa lalu. Candi-candi ini menjadi saksi bisu dari kejayaan kerajaan dan merupakan warisan berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan bagi generasi mendatang. Dengan penemuan dan upaya pelestarian ini, kita dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya yang ada di Dataran Tinggi Dieng
Fungsi Candi Dieng
Candi Dieng Bercorak Hindu ‘Fungsi Candi Dieng adalah untuk tempat pemujaan dewa syiwa,dewa brahma,dewa wisnu yang merupakan Trimurti(Dewa Tertinggi di Agama Hindu ) .candi dieng juga dipercaya sebagai tempat/Pusat agama hindu ,Yang merupakan candi hindu tertua di indonesia .
Kompleks Candi Arjuna:
- Arjuna: Candi utama dengan bentuk dasar persegi dan atap kerucut. Memiliki berbagai hiasan seperti Kala Makara dan relief-relief yang menggambarkan adegan mitologi.
- Semar: Candi perwara yang berada di depan Candi Arjuna. Berbentuk bujur sangkar dan memiliki banyak relief serta yoni.
- Puntadewa: Candi yang didedikasikan untuk tokoh pewayangan Mahabharata, Puntadewa. Pada tahun 2016, candi ini mengalami kerusakan akibat gempa dan sedang dalam proses renovasi.
- Srikandi: Terletak di sebelah utara Candi Arjuna. Candi ini berbentuk kubus dan memiliki relief Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma.
- Sembadra: Berada di sebelah utara Candi Srikandi. Candi ini memiliki gaya arsitektur yang dipengaruhi candi di India, serta digunakan sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa.
Kompleks Candi Gatotkaca:
- Gatotkaca: Candi terbesar di Dataran Dieng dengan bentuk bujur sangkar. Pada dindingnya terdapat hiasan Kala Mahara. Candi ini telah beberapa kali direnovasi.
- Setyaki: Candi yang terletak agak jauh dari Candi Gatotkaca. Ditemukan pada tahun 2014 dan merupakan sisa-sisa batu candi relief.
Kompleks Candi Bima:
- Bima: Candi terbesar di Dataran Tinggi Dieng. Memiliki arsitektur yang berbeda, dengan atap berbentuk mangkuk dan relief kepala yang disebut Kudu.
- Dwarawati: Candi yang terpisah dari kompleks candi lainnya. Memiliki desain arsitektur seperti candi di India.
Kompleks Candi Pangonan Dieng: Candi Pangonan Dieng masih dalam tahap pengembangan dan sebagian besar masih terpendam di Gunung Pangonan. Hanya atap candi yang terlihat saat ini.
Semua candi di kompleks ini memiliki nilai sejarah dan keindahan arsitektur yang menarik untuk dikunjungi. Jika ingin menginap di sekitar kompleks candi, dapat menghubungi nomor telepon atau WhatsApp yang telah disediakan.
0 Komentar